Investasi Saham vs Emas: Mana yang Lebih Menguntungkan dalam Jangka Panjang?
Investasi Saham vs Emas: Mana yang Lebih Menguntungkan dalam Jangka Panjang?
Emas atau saham? Pertanyaan klasik yang terus relevan, terutama bagi investor pemula yang ingin memilih instrumen terbaik untuk masa depan mereka. Artikel ini akan membongkar fakta dan perbandingan nyata antara dua aset investasi populer ini, lengkap dengan simulasi dan insight yang tak banyak diketahui orang.
Mengapa Emas Selalu Jadi Pilihan Tradisional?
Emas Stabil dan Mudah Dicairkan
Emas telah lama menjadi favorit masyarakat Indonesia. Selain mudah dibeli—baik di toko fisik maupun online—emas juga bersifat tangible dan mudah diuangkan kapan pun dibutuhkan. Dalam 10 tahun terakhir, harga emas naik sekitar 70,45%, dari Rp572.000 ke Rp975.000 per gram (data Agustus 2022).
Emas Bukan Investasi, Tapi Pelindung Nilai
Menurut definisi, investasi adalah penanaman modal untuk mendapatkan imbal hasil produktif. Emas tidak menghasilkan pendapatan tambahan seperti dividen. Kenaikan nilainya hanya karena mengikuti inflasi. Maka emas lebih cocok disebut alat pelindung nilai dibandingkan instrumen investasi.
Saham: Investasi Produktif dengan Risiko Terukur
Saham Menghasilkan Capital Gain dan Dividen
Membeli saham berarti memiliki sebagian dari perusahaan. Saham memberikan dua jenis keuntungan: capital gain dari kenaikan harga dan dividen dari laba perusahaan.
Contoh Saham Bank BCA: Untung Gede dalam 10 Tahun
Jika Anda menginvestasikan Rp13 juta untuk membeli 7.500 lembar saham Bank BCA pada 2012 (dengan harga Rp1.160/lembar), maka pada 2022 nilai investasinya melonjak jadi Rp60 juta (dengan harga Rp8.000/lembar).
- Capital Gain: Rp47,9 juta
- Dividen Total: Rp4,4 juta (selama 2012–2022)
- Total Keuntungan: Rp52,3 juta
Bandingkan dengan Investasi Emas:
- Investasi Emas 22,7 gram = Rp13 juta
- Nilai setelah 10 tahun = Rp22,13 juta
- Capital Gain = Rp9,1 juta
Jelas terlihat bahwa saham dari perusahaan yang berkinerja baik mampu mengalahkan emas secara signifikan dalam jangka panjang.
Risiko Saham vs Emas: Mana Lebih Aman?
Risiko Jangka Pendek vs Jangka Panjang
Emas stabil dalam jangka pendek, tapi tetap bisa turun (contohnya dari Rp1 juta/gram ke Rp975 ribu). Saham, terutama di jangka pendek, memang fluktuatif. Namun semakin panjang horizon waktu Anda, semakin kecil risikonya.
Saham Bukan Untung Instan
Perlu diingat: Risiko tinggi di awal tidak berarti kerugian permanen. Saham berkualitas seperti BCA bahkan mampu pulih dari krisis dan terus mencetak rekor pertumbuhan.
Fakta Menarik: Saham Bukan Sekadar Naik Turun
“Saham bisa beranak melalui dividen. Emas tidak.”
Contoh Dividen BCA 2012–2022:
- 2013: Rp171.750
- 2014: Rp180.000
- 2015: Rp222.000
- 2022: Rp1.087.000
- Total Dividen: Rp4,4 juta
Kenaikan dividen menunjukkan pertumbuhan kinerja perusahaan yang konsisten.
Pelajaran dari Saham Lain: Astra & Sampoerna
Saham seperti Astra dan Sampoerna juga membagikan dividen meski harga saham tidak naik signifikan atau bahkan turun. Penyebab stagnasi? Laba bersih yang tidak konsisten. Maka kunci investasi saham adalah: pilih perusahaan yang terus bertumbuh!
Kesimpulan: Mana yang Lebih Untung?
Keduanya menguntungkan dalam jangka panjang jika dipahami dan dijalankan dengan benar. Namun saham dari perusahaan berkinerja baik memberikan imbal hasil yang jauh lebih besar daripada emas.
Yang rugi adalah... orang yang masih menyimpan uang tunai dan tidak sadar akan inflasi.
Tips Praktis Memulai:
- Mau beli emas? Bisa langsung lewat logammulia.com
- Mau mulai saham? Unduh aplikasi Ajaib Sekuritas dan gunakan kode sahamdarinol untuk bonus 1 lot saham!
Belajar investasi itu nggak harus rumit. Yang penting mulai dari sekarang, dan mulai dari yang kamu pahami.
Referensi:
- Video: Investasi Saham VS Emas | Mana Yang Lebih Menguntungkan?
- Channel: Saham dari Nol
- Link: https://www.youtube.com/watch?v=T3M8mFHjr2Q
Label: Finance
Post a Comment