Mengapa Mantan Analis di Singapura Pilih Ternak Domba di Desa? Ini Jawaban Penuh Makna
Mengapa Mantan Analis di Singapura Pilih Ternak Domba di Desa? Ini Jawaban Penuh Makna
Kisah inspiratif tentang pencarian makna hidup dan keputusan berani meninggalkan zona nyaman demi ketenangan jiwa.
Seorang analis di Singapura tinggalkan gaji 80 juta per bulan demi beternak domba di desa Blitar. Ini kisah pencarian tenangnya.
Pendahuluan
Siapa yang tak tergiur dengan gaji 80 juta per bulan, fasilitas lengkap, dan karir cemerlang di luar negeri? Tapi Surya, seorang analis keuangan di Singapura, justru memilih jalan tak biasa: resign dan pulang ke desa untuk beternak domba.
Apa yang membuatnya mengambil keputusan berani ini? Artikel ini akan mengungkap nilai "tenang" yang mahal harganya, perjuangan dari nol, hingga strategi sukses mengelola peternakan modern di desa.
Awal Mula Perjalanan: Dari Bankir ke Peternak
Berawal dari Karir Cemerlang
Selama 10 tahun, Surya bekerja di bank BUMN, bahkan sempat ditempatkan di Singapura dengan penghasilan yang fantastis. Namun semua berubah saat dirinya terlibat dalam kasus kredit macet meski tidak bersalah. Stres berkepanjangan membuatnya mempertimbangkan resign.
Panggilan Hati dan Ridho Orang Tua
Setelah mendapat restu dari sang istri dan ibunda, Surya memutuskan kembali ke Blitar dan memulai peternakan kecil-kecilan dengan 12 ekor domba. Meski tanpa latar belakang peternakan, ia nekat belajar dari nol.
Jatuh Bangun Merintis Peternakan Domba
Kegagalan Awal dan Pelajaran Penting
- Awalnya banyak domba mati karena nutrisi pakan tidak memadai
- Tertipu janji manis penjual saat Idul Adha
- Rugi hingga puluhan juta karena ketidaktahuan
Pentingnya Pakan: 3x Lebih Penting dari Kandang
Surya belajar bahwa kunci ternak bukan hanya pada domba atau kandangnya, tapi pada pakannya. Ia menggandeng petani lokal untuk menyediakan limbah pertanian sebagai pakan gratis. Strategi ini menekan biaya sekaligus memperkuat kolaborasi desa.
Transformasi: Dari Kerugian ke Sistem Berkelanjutan
Manajemen dan Mindset Baru
Dengan mentor dan sistem kerja yang tepat, Surya merombak struktur kerja peternakan: semua pegawai saling bantu, tidak lagi sekat-sekatan. Efisiensi meningkat, bahkan bisa menghemat hingga 8 juta rupiah per bulan.
Teknologi dan Pencatatan Akurat
Peternakan dikelola seperti perusahaan modern, dengan sistem recording untuk setiap domba agar menghindari inbreeding. Excel digunakan untuk memantau pertumbuhan, silsilah, dan produksi secara rinci.
Ketenangan Lebih Berharga dari Uang
Meski dulu hidup nyaman di Singapura, Surya merasa hampa. Kebahagiaan sejati bukan dari gaji tinggi, tapi dari hidup yang bermakna dan tenang. Kini, meskipun hidup lebih sederhana, ia merasa lebih damai dan bermanfaat.
Kutipan Penting
“Senin yang dulu bikin stres, sekarang malah saya tunggu-tunggu karena bisa kerja lagi.” – Surya, Garung Farm
Tips Praktis bagi Pemula yang Ingin Beternak Domba
- Fokus pada pakan sebelum bangun kandang
- Jangan mudah percaya janji “pasti untung”
- Mulai dari breeding bukan penggemukan
- Gunakan pencatatan untuk hindari inbreeding
- Bangun kolaborasi dengan petani sekitar
Kesimpulan
Kisah Surya mengajarkan bahwa ketenangan adalah kemewahan. Kadang, meninggalkan zona nyaman justru membuka jalan hidup yang lebih dalam dan membahagiakan. Dari seorang analis bank menjadi peternak domba, perjalanan ini penuh makna, tantangan, dan keberkahan.
Apakah kamu juga sedang mencari ketenangan hidup? Bagikan pemikiranmu di kolom komentar dan jangan lupa share artikel ini ke teman-temanmu yang sedang galau menentukan arah hidup.
Label:
Self Development
Referensi / Sumber
- Judul video: Mahalnya Nilai "TENANG", Seorang Analis Di Singapura Pilih Resign & Ternak Domba Di Desa!
- Channel: Pecah Telur
- Link: https://www.youtube.com/watch?v=6mupgISEB0Q
Post a Comment